Rahim Pengganti

Bab 137 "Pelangi Indah Setelah Badai"



Bab 137 "Pelangi Indah Setelah Badai"

0Bab 137     
0

Pelangi Indah Setelah Badai     

Carissa masih sering berdiam diri, wanita itu kadang masih bingung dengan keadaan apa yang saat ini terjadi, baru kemarin dirinya dipertemukan dengan seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya dan saat di pertemuan tersebut yang hanya beberapa kali perpisahan untuk selama nya terjadi. Hancur sudah jelas, hati anak mana yang tidak hancur melihat seorang ayah terbujur kaku tak bernyawa di depan sana. Sebagai seorang anak diri nya belum sempat berbakti, bahkan memanggilnya dengan sebutan 'papa' saja belum didengar olehnya.     

Kehidupan ini begitu berat dan juga kuat, banyak rintangan yang Tuhan berikan kepada makhluk ciptaannya supaya kita bisa semakin kuat dalam menjalani setiap kehidupan ini. Berulang kali terdengar helaan nafas berat, di kamar ini kamar milik Papa Andi Carissa berada.     

Sudah selama satu Minggu kepergian Papa Andi, Carissa sering berkunjung bersama kedua anak nya dan Bian. Setiap kali, masuk ke dalam kamar ini maka Carissa akan keluar dengan air mata yang membasahi mata nya. Bian sudah berulang kali memperingati hal itu namun, Carissa selalu mengatakan bahwa dirinya baik baik saja.     

Ceklek     

Pintu kamar terbuka, Carissa menoleh ke arah tersebut. Di sana ada suami nya, yang masuk ke dalam senyuman manis yang selalu Carissa lihat setiap hari terbit indah di bibir Bian. Dengan langkah pasti, Bian berjalan mendekati istri nya itu.     

"Kita pulang!" ajak Bian. Kali ini, tidak ada air mata yang mengalir. Melihat hal membuat Bian bahagia, setiap kali dirinya melihat air mata di sudut pipi istrinya maka di saat itu juga, sudut hati Bian teriris.     

Carissa tersenyum lalu menganggukkan kepala nya, dan beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan bersama sang suami. Carissa bahagia, selama satu Minggu banyak hal yang dirinya tahu tentang Andi. Pria itu ternyata setiap harinya menuliskan sebuah surat. Hingga sebelum dia masuk rumah sakit pun, sudah ada surat yang di tulis kan oleh Andi untuk semua orang termasuk Bian.     

Dan surat terakhir yang di tulis oleh Papa Andi untuk Carissa membuat wanita itu menjadi lega, seolah surat itu adalah Papanya sendiri. Yang sedang berbicara kepada nya, hal itu membuat Carissa untuk kali ini tidak meneteskan air matanya.     

"Kami pulang ya bang," ucap Carissa. Ikram terdiam, untuk pertama kalinya Carissa memanggilnya seperti itu, bahagia sudah pasti seorang saudara laki laki satu satu nya meskipun tak sedarah, tapi sejak dulu Ikram selalu menjaga Papa Andi disaat seharus Carissa sebagai anak kandung.     

"Kamu panggil aku apa tadi ca?" tanya Ikram. Pria itu takut dirinya salah dengar, dan Carissa kembali mengulangi panggilannya. Dengan spontan Ikram ingin memeluk Carissa namun, Bian segera menghalanginya. "Sama gue aja," balas Bian.     

Carissa tertawa, melihat suaminya seperti itu sungguh di saat seperti ini Bian masih cemburu. Bahkan cemburu Bian itu sering kali berlebihan menurut Carissa namun, dirinya selalu mengapresiasikan sikap tersebut kepadanya karena Carissa tahu bagaimana cinta dan sayangnya Bian kepada dirinya.     

***     

Mobil yang dikendarai oleh Bian segera pergi meninggalkan rumah tersebut. Rumah yang seharusnya menjadi milik Carissa namun, wanita itu menolak dia memberikan semuanya kepada Ikram, karena Carissa tahu bagaimana Ikram membantu Papa nya. Dan hal itu tidak sepenuh nya di terima oleh Ikram, pria itu tidak mau menerima yang bukan menjadi hak nya.     

Sehingga semua saham perusahaan yang di bagi di serah kepada Melody 20% Ryu 30 % dan Bian 15% sedangkan Ikram hanya mendapatkan 10% hal itu terjadi karena Ikram tidak mau menerima semua nya karena tahu yang lebih berhak itu Carissa anak kandung Papa Andi.     

"Bunda."     

"Iya nak kenapa?" tanya Carissa kepada Melody. Anak itu semakin hari semakin cerewet dan juga bawel, terkadang Bian dan Carissa pusing dengan anaknya itu namun, dibalik itu semua keduanya semakin mengerti bagaimana harus bersikap sebagai orang tua yang baik dan panutan. Karena peran orang tua itu, begitu penting dan Carissa selalu menanamkan hal hal baik supaya kedua anak nya selalu saja berbuat baik untuk semuanya.     

"Boleh makan ayam goreng," ucap Melody malu malu. Mendengar ucapan tersebut, Carissa tidak langsung mengiyakan wanita itu langsung bertanya beberapa materi pembelajaran yang sering di ajarin oleh Carissa.     

Dengan begitu semangat Melody menjawab, pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh Carissa. Hal sederhana seperti ini juga melatih, Melody untuk bisa berusaha lebih dulu sebelum diri nya mendapatkan apa yang diri nya mau. Dan bukan hanya Carissa yang menerapkan hal itu, tapi seluruh keluarga meskipun masih saja beberapa orang yang langsung memberikan tanpa melakukan hal seperti yang Carissa inginkan.     

"Good job anak Ayah." Pujian itu juga selalu dilakukan oleh Bian dan Carissa sebagai orang tua, agar anak anak merasa bahwa apa yang dirinya lakukan adalah berguna dan baik. Mereka juga selalu, mengajar untuk Melody mengucapkan tidak hal penting saat bertemu dengan orang sesuai dengan konteks yaitu Salam, Terima kasih, dan Maaf.     

Hal sederhana tapi sangat berguna untuk Melody dan Ryu ketika mereka dewasa, menjadi orang yang lebih bisa mengontrol diri nya sendiri dan juga lingkungan sekitar.     

Mobil tersebut lalu di arahkan ke salah satu restoran cepat saji yang menjual ayam goreng yang diinginkan oleh Melody.     

***     

Indahnya pulau seribu membuat Siska dan Elang begitu bahagia. Dua hari yang lalu, atas desakan Carissa keduanya pergi berbulan madu meskipun Siska tidak mau karena menurutnya saat ini Carissa kakak iparnya itu masih membutuhkan dukungan dari orang sekitar namun, nyata nya permintaan Carissa itu tidak bisa ditentang oleh keduanya.     

"Mas Elang ayo bangun ini udah berapa ih," gerutu Siska sejak setengah jam yang lalu wanita itu sudah mencoba membangunkan sang suami namun, nyatanya Elang sangat sulit di bangun dan hal itu membuat Siska kesal.     

Hari ini Siska ingin berjalan jalan, menikmati waktu liburan singkat mereka.     

"Ya sudah kalau Mas Elang gak mau, bangun biar aku pergi sendirian." Mendengar ucapan tersebut, seketika mata Elang terbuka. Pria itu ternyata sudah terbangun sejak tadi tadi namun, karena ingin menjahili istrinya membuat Elang menutup mata.     

"Kamu udah bangun, kan Mas. Ih sebel banget sih aku, astaga Mas." Gerutu Siska, kesal melihat tingkah laku suaminya. Elang hanya tertawa melihat tingkah laku sang istri.     

Setelah cukup lama bersama keduanya akhirnya keluar dari dalam kamar hotel. Elang tak pernah lepas menggenggam tangan istrinya begitu juga dengan Siska yang sangat nempel pada suami nya itu, apa lagi ketika melihat banyak pasang mata yang menatap Elang seolah akan memakannya.     

"Kalau tahu gini, mending kita gak usah keluar deh Mas. Sebel banget aku jadi nya," gerutu Siska. Satu alis Elang naik mendengar ucapan yang baru saja, dirinya dengar dari mulut istrinya padahal sebelumnya Siska yang sibuk mengajak diri nya pergi tapi malahan sang istri yang saat ini tidak mau pergi, dan hal itu benar benar membuat Elang sulit memahami istrinya itu. "Emang kenapa?" tanya Elang dengan polosnya mendengar ucapan tersebut.     

"Itu lihat mereka, memandangi kamu terus sih Mas, aku kan kesal. Cuma aku yang boleh natap kamu kayak gitu."     

Elang berusaha menahan tawanya melihat sikap Siska yang mulai posesif, selama ini Siska adalah orang yang terlalu cuek untuk hal seperti ini namun, kali ini wanit itu terlihat sekali tidak menyukai hal itu..     

Melihat sikap istri nya seperti itu membuat Elang mengajak, Siska pergi ke tempat bermain yang ada di daerah tersebut.     

"Kita ke sana yok. Dari pada di sini, kamu marah terus mending kita jalan jalan," ajak Elang. Siska langsung menganggukan kepalanya, keduanya mulai berjalan ke arah tempat tersebut.     

***     

Elang tak pernah lepas menggenggam tangan istrinya, saat ini kedua manusia itu sedang duduk di sebuah restoran di tepi pantai. Pemandangan sore yang begitu indah membuat kedua nya sangat menikmati perubahan waktu kali ini.     

"Kamu tahu kenapa senja selalu muncul di saat matahari hari pergi?" tanya Elang.     

"Kenapa Mas?"     

"Sebenarnya senja tidak pernah meninggalkan matahari, dia selalu ada di saat matahari terbit dan tenggelam. Senja selalu menjaga matahari di setiap keadaan. Saat akan malam dia akan mulai muncul menjadi pelindung matahari dan begitu juga saat pagi dia juga muncul lebih dulu supaya matahari bisa lebih aman." Elang menjeda ucapannya pria itu mengecup punggung tangan istri nya. "Sama seperti aku, mau sejauh apapun kamu pergi. Mau sejauh apapun dan serumit apapun jarak yang harus kita laluin, tapi kita selalu bisa bersatu seperti jari manis dan cincin ini," lanjut Elang.     

Keduanya menikmati sunset bersama, Elang membawa Siska ke dalam pelukan nya sembari sesekali mengusap kepala Siska dengan penuh cinta.     

Di lain tempat, lebih tepatnya rumah Bian dan Carissa saat ini sedang ribut oleh Melody yang tiba tiba saja ingin meminta adik perempuan dan menukar Ryu dengan seorang adik perempuan. Hal itu terjadi karena Ryu yang jahil dengan kakak nya itu sengaja merebut susu yang ada di tangan Melody sehingga tumpah ke lantai.     

Serta banyak drama lainnya yang diciptakan oleh Ryu dan juga Melody bersama yang membuat rasanya kepala Carissa ingin pecah saat ini.     

"Kakak gak mau punya adek seperti Ryu. Kakak mau tukar aja adek Ryu dengan adek cewek. Ryu nakal bunda, kakak gak suka," ucap Melody dengan raut wajah cemberut. Mendengar hal itu membuat Carissa dan Bian hanya bisa saling melempar pandangan dengan tingkah aneh anaknya yang sering membuat sakit kepala.     

Sungguh ucapan yang dilontarkan oleh oleh Melody benar benar membuat kedua orang tua itu pusing apalagi Carissa.     

"Kenapa kakak bisa bilang seperti itu, kalau di dengar sama Allah gimana terus Allah marah?!"     

Melody tetap sama, anak kecil itu masih memasang raut wajah cemberutnya kesal dengan apa yang di ucapkan oleh sang bunda. Dengan sangat pelan dan pasti, Carissa mulai menjelaskan semuanya sedikit demi sedikit Melody mulai mengerti.     

Ryu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hanya menatap tertawa ke arah kakaknya. Anak laki laki itu tersenyum bahagia ke arah Melody.     

"Kakak tega mau tukar adek Ryu sama adek cewek padahal adek Ryu tuh lihat gemesin banget loh kak."     

Carissa terus menerus melempar perkataan demi perkataan demi anaknya mengerti hingga akhirnya Melody mendekati Ryu. Kedua orang tua itu sudah siaga dengan apa yang akan di lakukan Melody. Anak perempuan mereka itu terkadang sering membuat kepala Cariss sakit dengan tingkah lakunya hang begitu luar biasa.     

Namun, siapa sangka hal yang ditakutkan ternyata tidak terjadi. Melody memeluk adiknya itu dengan begitu erat sampai membuat Bian yang menggendong Ryu harus dengan extra menjaganya.     

"Kakak sayang kok sama adek. Tapi adek jangan nakal nakal ya, kan kasihan sama kakak," ucapnya. Ryu yang seolah mengerti dengan ucapan yang dilontarkan oleh Melody menganggukkan kepalanya sambil bertepuk tangan. Melihat hal itu membuat Carissa sangat senang, senyum di bibir mereka semua terbit.     

Meskipun Melody selalu, bersikap aneh dan membuat kepala kedua orang tuanya jadi sakit karena tingkah nya yang luar biasa namun, Carissa tahu bagaimana rasa sayangnya Melody kepada Ryu.     

Setelah itu Melody dan Ryu kembali bermain bersama kedua nya terlihat begitu senang, Bian lalu mendekati istrinya itu. "Lihat Mas anak kamu, kalau lagi akur seperti ini sangat menggemaskan coba kalau berantem yang satu gak mau punya adek, yang satu ketawa ketawa."     

"Itu lah indah nya jadi orang yang jarak usia anak nya dekat sayang, ayo kita buat lagi adek cewek sesuai request Melody," ucap Bian.     

Carissa melotot tajam mendengar ucapan dari suaminya, saat ini sungguh Carissa masih belum siap jika diberikan kembali kepercayaan untuk hamil. Apalagi melihat Melody yang masih sering iri dengan adiknya membuat Carissa harus berusaha semaksimal mungkin menjadi seorang ibu yang baik untuk mereka.     

"Gak usah aneh aneh deh Mas. Awas aja ya, awas."     

Bian tertawa melihat tingkah laku sang istri yang langsung berubah. Keduanya kembali menatap Melody dan Ryu, yang masih terlihat akur dengan mainan yang mereka mainkan.     

Baru saja, Carissa memuji kedua anak nya terlihat akur, Melody kembali menangis karena ulah jahil Ryu.     

"Anak kamu mas," ucap Carissa pusing. Wanita itu segera membawa Ryu dan meninggalkan Melody bersama dengan Bian. Biarkan lah, Bian yang mengurusi Melody.     

***     

4 bulan berlalu banyak hal yang terjadi begitu juga dengan tingkah laku kedua anak Carissa dan Bian. Hari ini adalah hari ulang tahun yang pertama untuk Ryu namun, sebuah kekacauan terjadi. Melody ingin juga di rasakan ulang tahun yang ke empat di hari dan waktu yang sama dengan adiknya.     

Hal itu sempat membuat Bian dan Carissa pusing tujuh keliling, apalagi tema ulang tahunnya harus mengikuti keinginan Melody. Untuk pertama kalinya, Bian menyerah menghadapi anak nya itu. Pria itu sudah mengibarkan bendera putih tanda bahwa dirinya sudah tidak sanggup dengan tingkah laku adiknya.     

Carissa terus menerus memberikan pengertian untuk anaknya itu sudah bisa mengerti akan hal berbagi namun, Melody tetap tidak ingin anak itu tetap keras kepala.     

"Jadi Melody mau ulang tahun pake tema Frozen? Semuanya warna pink?" tanya Carissa.     

Melody menganggukkan kepalanya, dengan kepala menunduk dan bisa di pastikan bahwa sebentar lagi air mata anak itu juga anak menetes.     

"Sekarang bunda tanya, kakak cowok apa cewek?"     

"Cewek."     

"Bunda cowok apa cewek."     

"Cewek."     

"Ayah cowok apa cewek."     

"Cowok."     

"Adek Ryu cowok apa cewek."     

"Cowok."     

"Oke. Terus cowok pakai baju pink?"     

"Nggak. Cowok harus pakai biru, cewek yang pink."     

"Nah … kalau begitu kenapa temanya harus Pink? Coba kalau warna Merah, temanya garden seperti yang kakak mau pasti teman kakak yg cowok banyak yang datang." Melody terdiam sejenak, anak itu memikirkan apa yang baru saja di ucapkan oleh bundanya. Sedangkan Carissa terus berbicara mengajarkan Melody supaya tidak menjadi manusia yang egois dan mementingkan keinginan seorang diri.     

"Tapi kakak pakai baju pink ya Bund, sama bunda juga. Adek sama ayah baju warna biru."     

Carissa tersenyum, akhirnya wanita itu bisa bernafas lega setidaknya satu masalah akan selesai. Setelah adegan drama yang diperankan oleh Melody selesai, mereka lalu keluar dari kamar.     

Siska dan Elang bedecak kagum ketika melihat, Carissa dengan mudahnya menaklukkan sang anak. Padahal sebelumnya tidak ada yang bisa membujuk Melody tapi ketika Carissa yang turun tangga maka semuanya menjadi beres dengan sekejap mata saja. Melody sudah luluh dan saat ini mereka sedang menunggu acara akan di adakan.     

Acara demi acara berjalan dengan lancar, semuanya bahagia. Ryu bahagia, Melody juga bahagia begitu juga dengan Carissa dan Bian. Kebahagiaan ini, semoga selalu bersama dengan keluarga mereka, setelah banyak nya badai yang menerpa dan akhirnya pelangi indah yang selalu di tunggu sampai juga.     

Menjadi orang tua bukan hal yang mudah, apa lagi untuk Carissa yang harus melewati banyak hal untuk bisa ada di titik dimana semua masalah awal di mulai. Tidak mudah ada di posisi Carissa yang bisa saja di pandang rendah oleh orang banyak apa lagi dengan status nya sebagai istri kedua semakin membuat orang menilai negatif akan hal itu namun, Carissa bersyukur memiliki mertua yang begitu sayang akan dirinya membackup dirinya dari orang orang yang membenci Carissa.     

Begitunya dengan bunda Iren yang sudah selalu ada untuk Carissa dari awal hingga detik ini, merawat membesarkan dirinya sampai ada di titik saat ini sebagai seorang ibu dari dua anak hebat.     

"Mikirin apa?" tanya Bian. Carissa menoleh ke arah suaminya itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur. "Aku bahagia Mas. Bahagia memiliki kalian semua, orang orang hebat yang mau menerima aku apa adanya, terima kasih Mas. Karena sudah menerima banyak kekurangan yang ada di dalam diri aku," ucap Carissa.     

"Aku beruntung bisa memiliki istri seperti kamu, aku begitu bahagia dipertemukan dengan wanita masa lalu aku. Wanita yang selalu aku ikuti kemana dia pergi, hingga akhirnya aku kembali dipertemukan dengan kamu, wanita yang selama ini aku cari. Sudah hampir lima tahun kita bersama tapi tak pernah sekali pun Mas mengatakan hal ini dan malam ini, Mas mau mengungkapkan semuanya. Mas mau berterima kasih dengan Della, karena ide gila nya karena sikap dirinya membuat Mas bisa ketemu dengan wanita yang luar biasa. Wanita yang penuh cinta, wanita yang mau melakukan semuanya dengan keluarga. I love you, istriku."     

Setelah Dian mengatakan itu semua dengan panjang lebar tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara tepukan tangan yang begitu meriah Bian dan Carissa lalu menoleh ke arah belakang terlihat di sana sudah ada seluruh keluarga mereka dan juga Melody yang dibantu oleh Siska membawa sebuah cake dengan tulisan happy anniversary semua orang yang ada di sana juga mengucapkan hal yang sama.     

"Selamat hari jadi pernikahan," teriak semuanya. Melody lalu membawa cek tersebut ke arah ayah dan bundanya Bian menerima kue tersebut mereka berdua meniupnya bersama-sama.     

Bukan hanya perayaan ulang tahun Ryu dan Melody tapi juga hari jadi pernikahan mereka berdua. Carissa bahkan lupa bahwa hari ini adalah hari memperingati pernikahan mereka sedangkan Bian sudah mengambil sebuah barang yang ada di saku celananya dan mulai membuka barang tersebut.     

Sebuah cincin bertahta berlian ada di kotak tersebut Carissa begitu kaget saat melihat benda tersebut.     

"Mas ini," ucap Carissa.     

"Selama kita menikah, aku belum pernah memberikan barang apapun untuk kamu, dan izinkan aku untuk memasangkan cincin ini. Benda kecil yang sudah sangat lama kamu sukai," jawab Bian.     

Carissa sungguh begitu bahagia mendapatkan sebuah kejutan yang begitu indah ini. Semuanya lalu mendekat ke arah mereka dan mengucapkan selamat untuk keduanya.     

Tante Elsa yang hamil besar pun, begitu bahagia, wanita itu tahu bagaimana perjalanan Carissa dan Bian hingga harus melewati banyak krikil krikil tajam yang begitu terjal dan curam.     

"Bahagia selalu buat kalian. Hanya doa baik yang Tante bisa berikan, semoga kalian juga nantinya bisa merawat anak yang ada di dalam kandungan Tante ya Bian dan Carissa." Elsa menjeda ucapannya, wanita itu tersenyum. "Kalian harus selalu bahagia," lanjut Elsa.     

Bukan hanya kebahagian untuk Carissa dan Bian tapi Elang dan Siska juga menyampaikan sebuah kebahagiaan juga. Saat ini, Siska sedang mengandung anak kedua nya bersama dengan Elang. Setelah terjadi keguguran karena permasalah mereka yang lalu, membuat Siska benar benar menjaga calon anak mereka. Usia kandungan Siska baru menginjak 3 bulan, dan baru sekarang kedua nya mengatakan hal itu semua karena tidak mau membuat semuanya khawatir akan kondisi Siska yang memang sempat drop beberapa Minggu.     

Carissa langsung memeluk adik iparnya itu, bahagia sekali mendengar kabar gembira seperti ini, kabar yang begitu dinantikan. Siapapun yang sudah menikah, pasti bahagia ketika mengetahui bahwa dirinya hamil begitu juga dengan Siska.     

"Good job bro, selamat jaga adik gue dengan baik. Lo emang suaminya tapi gue tetap abangnya, setiap hal yang membuat Siska sakit gue juga bisa merasakannya. Bahagiakan terus Siska selama dia menjadi istri lo, dan ingat satu hal kalau lo udah bosan dengan Siska. Kembalikan sama gue, karena gue gak akan pernah menyia-nyiakan dia."     

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Bian membuat Siska menangis dan segera memeluk abangnya itu, hormon kehamilan benar benar membuat Siska mudah terharu, apa lagi dengan mendengarkan apa yang baru saja di ucapkan oleh Bian.     

"Gue bakalan jadi pria yang tidak pernah bersyukur jika sampai membuat wanita sebaik, dan sekuat Siska menangis atau tidak bahagia. Gue bakalan buat istri dan anak anak kita nanti selalu bahagia, terima kasih sudah menjaga bidadari hati gue. Sekarang dia adalah tanggung jawab gue, dan sebagai janji gue. Gue akan selalu membuat, Siska dan keluarga kecil kami bahagia."     

Hari ini begitu banyak rasa bahagia yang terjadi, membuat semua orang yang ada di acara ini juga merasakan kebahagian tersebut.     

###     

Happy reading dan terima kasih, love you guys.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.